Ilmuwan Tidak Bisa Menjelaskan Kenapa Manusia Bermimpi, Tapi Alquran Bisa!

Ilustrasi mimpi (foto: jungiantherapist.net)

Setiap manusia pasti pernah bermimpi ketika sedang tidur, entah itu mimpi baik, atau mimpi buruk. Lalu tahu tidak kenapa kita bisa bermimpi?

Alasan mengapa manusia bisa bermimpi, melihat gambaran-gambaran visual dalam tidur, masih jadi misteri sampai sekarang yang bahkan tidak bisa dipecahkan oleh ilmuwan. Dikutip Daily Express, seorang pakar yang sudah meneliti tentang tidur selama 34 tahun, Dr Neil Stanley mengatakan, "Kami tidak tahu mengapa kita bermimpi. Itu adalah jawaban yang sederhana."

Dr Neil menambahkan bahwa penyebab manusia bisa bermimpi masih jadi misteri sampai sekarang yang tidak bisa dijelaskan oleh akal, meskipun ada sejumlah teori yang menjelaskan tentang penyebab mimpi seperti stres atau kekhawatiran. Tapi menurutnya teori itu belum cukup.

Sementara ilmuwan tidak bisa menguak misteri mimpi, lalu bagaimana mimpi menurut pandangan agama Islam? Dalam Alquran ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang mimpi dan kenapa manusia bisa bermimpi.

Ilustrasi mimpi (foto: dreams.co.uk)

Arti dan makna mimpi dalam pandangan Islam dibagi menjadi tiga, yaitu mimpi yang berasal dari Allah, diri sendiri, dan setan. Allah ingin memberikan petunjuk kepada manusia lewat mimpi.

Dalam Surat Al-Israa ayat 60 menjelaskan bahwa mimpi diberikan sebagai bentuk ujian kepada manusia. Ayat tersebut berbunyi, "Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagian ujian untuk manusia." (QS. Al-Israa, ayat 60).

Kemudian dalam Surat Yusuf ayat 6 yang menjelaskan bahwa Allah memilih seseorang untuk jadi Nabi melalui perantara mimpi. "Begitulah Tuhanmu, memilih kamu (menjadi nabi) dan diajarkan kepadamu sebagian dari tabir mimpi-mimpi." (QS. Yusuf, ayat 6).

Jadi, menurut pandangan Islam, mimpi mengandung pesan spiritual yang harus diterjemahkan dan dimaknai. Orang yang bisa menerjemahkan mimpi tergantung dari tingkat keimanannya.

Seperti yang dialami Nabi Yusuf ketika bermimpi melihat sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya. Setelah bangun, Nabi Yusuf kemudian menceritakan tentang mimpinya kepada ayahnya, Nabi Ya'qub.

Kemudian Nabi Ya'qub memberikan tafsiran bahwa Nabi Yusuf akan jadi orang terpilih yaitu jadi seorang nabi. Sebelas bintang adalah saudaranya yang berjumlah sebelas, matahari adalah ayahnya, dan bulan adalah ibunya. Nabi Yusuf pun dilarang menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya karena bisa membuat mereka iri.

Lalu Nabi Ibrahim yang bermimpi sampai tiga kali untuk menyembelih anaknya. Pada mimpi pertamanya, Nabi Ibrahim tidak percaya karena takut mimpi itu berasal dari setan, setelah yang ketiga kalinya, baru Nabi Ibrahim yakin kalau mimpi tersebut datang dari Allah.

Menafsirkan mimpi bukan sesuatu yang bisa dipikirkan oleh akal. Melainkan tafsiran mimpi murni datang dari hati orang yang bersungguh-sungguh dalam beriman kepada Allah seperti para nabi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel