Intip Kejamnya Tradisi Membantai Lumba-Lumba Di Jepang
Tradisi membantai lumba-lumba di Jepang (foto: Amusing Planet) |
Lumba-lumba adalah mamalia laut paling cerdas dan paling bersahabat dengan manusia. Jadi tak heran jika manusia tak ada yang memburunya. Tapi lain lagi dengan di Jepang di mana ada musim perburuan lumba-lumba untuk dijadikan makanan atau untuk dijual.
Tradisi perburuan lumba-lumba ini sudah rutin dilakukan setiap tahunnya di pesisir kota kecil Taiji, di barat daya Jepang. Ratusan lumba-lumba akan digiring ke sebuah teluk kecil oleh kapal nelayan dan kemudian disembelih untuk dimakan atau ditangkap untuk dijual ke tempat-tempat hiburan air di seluruh dunia.
Dilansir Amusing Planet, perburuan lumba-lumba ini berlangsung selama enam bulan, dari awal September sampai akhir Februari lalu, di mana ada lebih dari dua ribu ekor lumba-lumba yang dibantai setiap tahunnya.
(foto: Amusing Planet) |
Perburuan berlangsung saat pagi hari, sebelum matahari terbit. Sekelompok nelayan mulai menggunakan kapal bermesin mereka untuk menuju wilayah di mana lumba-lumba sedang bermigrasi.
Setelah lumba-lumba ditemukan, para nelayan akan mulai menggiring lumba-lumba dengan menggunakan jaring besi ke dalam air dan menyerang mereka dengan palu. Suara berisik perahu nelayan membuat sonar lumba-lumba terganggu dan membuat mereka panik hingga akhirnya menuju teluk.
Ketika lumba-lumba sudah masuk ke teluk, mereka dijebak dengan jaring yang sudah disediakan sehingga tidak bisa melarikan diri. Tapi para nelayan tidak langsung membunuh lumba-lumba tersebut dan membiarkan mereka menenangkan diri selama satu malam.
(foto: Amusing Planet) |
Lalu keesokan harinya, para nelayan akan membunuh satu per satu lumba-lumba dengan kait dan tombak atau batang logam. Darah pun berkocoran hingga membuat sebagian air pesisir jadi berwarna merah darah.
Kejamnya lagi, metode pembunuhan yang dilakukan para nelayan ini terbilang menyiksa karena tidak langsung membunuh lumba-lumba tersebut tetapi membiarkan mereka merasakan sakit selama beberapa menit sebelum akhirnya meninggal.
Para nelayan biasanya melepaskan kembali lumba-lumba yang masih kecil, dan memilih membunuh yang besar saja karena bisa memberikan banyak daging. Lumba-lumba kecil yang dilepaskan tadi biasanya tidak bertahan hidup lama karena mereka sangat trauma melihat saudara-saudaranya dibantai.